Breaking News
Loading...

KURIKULUM 2013 (REVISI)

EKSTRAKURIKULER

Recent Post

Showing posts with label PENDEKATAN. Show all posts
Showing posts with label PENDEKATAN. Show all posts
Wednesday, November 8, 2017
SOFTEN Technique: Creating Student Idol Master

SOFTEN Technique: Creating Student Idol Master

( Teacher Image by Google )

Insight....

The Teacher Who Understands SOFTEN Technique is the Student Idol Master

Teaching is not an easy matter, but it is not a difficult matter either. Teaching is easy and fun for teachers who understand the techniques and the art of teaching itself.

* Soften Technique in Teaching *

One technique that is often forgotten by some teachers is SOFTEN (Smile, Open Gesture, Forward lean, Touch, Eye contact, Nod) techniques.

This soften technique is usually used by people who wrestle in the business world, especially in negotiating. According to psychologists a person speaking using this technique can make the other person feel comfortable and feel appreciated.

How can adoption in teaching?

Yes teachers who teach in urban areas, especially in schools that prioritize service for the satisfaction of students and parents are usually encouraged to adopt soften techniques in teaching.

Let us discuss soften techniques one by one;

1. Smile (Smile)
Teachers are encouraged to teach with a smile, this habit of smile is still considered difficult. But yes it's hard, hehe. It's hard to get used to smile for teachers who are not used. Smile, train yourself for a smile for three seconds. Remember yes, smile in addition can provide students comfort as well as the value of worship for us. :-)

2. Open Gesture (Open)
Open Gestute is sometimes interpreted as open to the material in question, we receive criticism and input from a student to improve ourselves in the learning process. There is also an open gesture stated that we are talking / teaching with open arms, expression, and not rigid as folding hands in front of the chest.

3. Forward lean (bending forward)
If there are students who are inquiring, get closer from bunching our bada towards him, this is a sign that we are ready and hear what they are asking.

4. Touch (Touch)
Give your students a touch, such as wipe their head or shoulders while saying. Wow ... your smart. Usually kinestetik child likes when in touch.
But remember, you should know the age and place touched, not to touch the private parts of students. I know what I mean. Yes ... it's you teachers. :-)

5. Eye Contact (eye-to-eye)
Look at our students with compassion, see his eyes read what is in his heart. looking good is for 3 seconds. After 3 seconds turn your gaze to another student or other object such as a whiteboard or picture you are explaining.

6. Nod (nod)
If your student is speaking / explaining / k expressing his opinion. You listen, and nod your head as a sign you listen and understand what he is saying. students will feel appreciated if we give a nod as he expresses his opinion.

That soften technique in a simple .. hopefully this writing can provide benefits for you who read it.
Teknik SOFTEN : Membuat Guru Menjadi Idola Para Siswa

Teknik SOFTEN : Membuat Guru Menjadi Idola Para Siswa


( Guru Mengajar/ Image by Google )

Wawasan....
Guru yg Memahami Teknik SOFTEN adalah Guru Idola Para Siswa
Mengajar itu bukanlah suatu perkara yang mudah, tetapi juga bukan suatu perkara yang susah. Mengajar itu gampang dan sangat menyenangkan bagi guru yang banyak memahami teknik dan seni mengajar itu sendiri.

* Teknik Soften dalam Mengajar *

Salah satu teknik yang sering terlupakan oleh beberapa guru adalah teknik SOFTEN ( Smile, Open Gesture, Forward lean, Touch, Eye contact, Nod ).

Teknik soften ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang bergelut di dunia bisnis, khusunya dalam melakukan negosiasi. Menurut para psikologi seseorang berbicara menggunakan teknik ini dapat membuat lawan bicara akan merasa nyaman dan merasa dihargai.

Bagaimana bisa di adopsi dalam mengajar?
Ya guru-guru yang mengajar di perkotaan terutama di sekolah yang mengutamakan pada pelayanan demi kepuasan siswa dan orang tua biasanya dianjurkan mengadopsi teknik soften dalam mengajarnya.


Mari kita bahas teknik soften satu per satu ;

1. Smile (Senyum)
Guru dianjurkan mengajar sambil tersenyum, kebiasaan senyum ini masih banyak dianggap susah. Tapi ya sih memang susah, hehe. Memang susah membiasakan tersenyum bagi guru yang belum terbiasa. Senyumlah, latihkan diri untuk senyum selama tiga detik. Ingat ya, Senyum selain dapat memberikan kenyamanan siswa juga sebagai nilai ibadah bagi kita. :-)

2. Open Gesture (Terbuka)
Open Gestute ini kadang diartikan sebagai terbuka pada materi yang dibicarakan, kita menerima kritikan dan masukan dari seorang siswa untuk memperbaiki diri kita dalam proses pembelajaran. Ada juga yang manyatakan open gesture yang dimaksud adalah kita berbicara / mengajar dengan tangan terbuka, berekspresi, dan tidak kaku seperti melipatkan tangan di depan dada.

3.  Forward lean (membungkuk ke arah depan)
Jika ada siswa yang sedang bertanya, dekatkan dari bungkukkan bada kita ke arah dia, ini sebagai tanda bahwa kita siap dan mendengar apa yang mereka tanyakan.

4. Touch ( Sentuh )
Berikan sentuhan kepada siswa Anda, seperti usapkan kepala atau bahunya sambil bilang. Wah... pintar kamu. Biasanya anak yang kinestetik suka saat di sentuh.

Tapi ingat, Anda harus tahu umur dan tempat yang disentuh, jangan sampai menyetuh bagian-bagian pribadi siswa. Tahukan yang saya maksud. Ya..iyalah kan kalian guru. :-)

5. Eye Contact (tatap Mata)
Pandanglah siswa kita dengan rasa sayang, lihat matanya baca apa yang ada di dalam hatinya. memandang yang baik adalah selama 3 detik. Setelah 3 detik palingkan tatapan Anda ke siswa lain atau objek lain seperti papan tulis atau gambar yang sedang Anda jelaskan.

6. Nod (mengangguk)
Jika siswa anda sedang berbicara / menjelaskan /k mengungkapkan pendapatnya. Anda dengarkan, dan anggukkan kepala anda sebagai tanda anda mendengarkan dan mengerti apa yang dia utarakan. siswa akan merasa dihargai jika kita memberikan anggukan saat dia mengutarakan pendapatnya.


Itulah teknik soften secara sederhana .. semoga tulisan singka t ini bisa memberikan manfaat bagi Anda yang membacanya .
Monday, June 26, 2017
Pendekatan dan Model Pembelajaran Kurikulum 2013 (K-13)

Pendekatan dan Model Pembelajaran Kurikulum 2013 (K-13)

( Ilustrasi Pembelajaran di Kelas)
Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah (untuk pelaksanaan Kurikulum 2013) diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 yang dipayungi dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses beserta lampirannya. Dalam lampiran Peraturan Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Selanjutnya, agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

Atas dasar konsep dasar tersebut dirumuskan sejumlah prinsip pembelajaran sebagai berikut:

a.     dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b.    dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;
c.     dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
d.    dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
e.     dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f.     dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g.    dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h.    peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
i.      pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j.      pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
k.    pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
l.      pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
m.  Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

Sejalan dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Dalam  Permendikbud No.22 tahun 2016 disebutkan bahwa untuk memperkuat pendekatan saaintifik tersebut,  perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/Bimbingan teknis (discovery/inquiry learning).  

Di samping pendekatan saintifik, dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain:
1. project-based learning
2. problem-based learning, 
3. inquiry/discovery learning

Sumber: Bahan Pelatihan BIMTEK K-13 Revisi

Pendekatan Saintifik (K-13 Revisi) -  Prakarya

Pendekatan Saintifik (K-13 Revisi) - Prakarya

(Saintifik)
         Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Prakarya
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati (observing), menanya  (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau mengasosiasi (associating), mengomunikasikan (communicating) yang dapat dilanjutkan dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik tersebut mengikuti langkah-langkah pada metode ilmiah. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

a.       Mengamati. Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari.  Fenomena yang diamati pada mata pelajaran satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, siswa mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, siswa mendengarkan percakapan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia siswa membaca teks, untuk prakarya siswa mencicipi iga bakar, dan untuk mata pelajaran IPS siswa mengamati banjir. Siwa dapat mengamati fenomena secara langsung maupun melalui media audio visual.  Hasil yang diharapkan dari langkah pembelajaran ini adalah siswa menemukan masalah, yaitu gap of knowledgeapapun yang belum diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada langkah ini guru dapat membantu siswa menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahui (gap of knowledge) tersebut.  Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu menemukan/mempersiapkan fenomena yang diamati siswa dan merancang kegiatan pengamatan untuk siswa menemukan masalah.
b.      Menanya. Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa  pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator-indikator KD. Guru Membantu siswa merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
c.       Mengumpulkan informasi/mencoba. Siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi tambahan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang siswa rumuskan.
d.      Menalar/mengasosiasi. Siswa menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini guru mengarahkan agar siswa dapat menghubung-hubungkan data/informasi yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan-simpulan yang merupakan jawaban atas  pertanyaan yang dirumuskan pada langkah menanya.
e.       Mengomunikasikan. Siswa menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka ke kelas secara lisan dan/atau tertulis atau melalui media lain.  Pada tahapan pembelajaran ini siswa dapat juga memajang/memamerkan hasilnya di ruang kelas, atau mengunggah (upload) di  blog yang dimiliki. Guru memberikan umpan balik, meluruskan, memberikan penguatan, serta memberikan penjelasan/informasi lebih luas. Guru membantu peserta didik untuk  menentukan butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi.

f.       Mencipta. Siswa membuat suatu produk tentang konsep yang diajarkan.
Baca juga Pendekatan dan Model Pembelajaran lainnya:

Sumber: Bahan Pelatihan BIMTEK K-13 Revisi
Back To Top